The Daddies : Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan umumkan Pensiun

Sosok84 Views

Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan, dua ikon bulu tangkis Indonesia yang dikenal sebagai “The Daddies,” telah mengumumkan rencana pensiun mereka dari dunia bulu tangkis profesional. Keputusan ini menandai akhir dari perjalanan karier yang penuh prestasi dan dedikasi, meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi generasi mendatang.

Pengumuman Pensiun

Pada 3 Desember 2024, Hendra Setiawan, yang telah berkarier selama 35 tahun, mengumumkan melalui akun Instagram pribadinya bahwa Indonesia Masters 2025 akan menjadi turnamen terakhirnya. Ia menyatakan, “Saya rasa saat ini adalah saat yang tepat untuk memutuskan bahwa saya akan mengakhiri karier saya sebagai atlet badminton.”

Seminggu kemudian, pada 10 Desember 2024, Mohammad Ahsan mengikuti jejak rekannya dengan mengumumkan pensiun melalui unggahan di Instagram. Ia membagikan foto raket yang digantung, simbol dari keputusannya untuk gantung raket, dan menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya sepanjang kariernya.

Profil Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan

Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan adalah dua nama besar dalam dunia bulutangkis yang telah memberikan kontribusi luar biasa bagi Indonesia. Keduanya dikenal sebagai pasangan ganda putra yang dijuluki “The Daddies,” sebuah julukan yang menggambarkan pengalaman, kedewasaan, dan ketenangan mereka di lapangan. Kombinasi kemampuan teknis dan mental juara membuat mereka menjadi salah satu pasangan ganda putra terbaik dalam sejarah bulutangkis dunia.

Hendra Setiawan lahir pada 25 Agustus 1984 di Pemalang, Jawa Tengah. Ia memulai karier bulutangkis sejak usia muda dan bergabung dengan klub PB Djarum, salah satu klub bulutangkis paling bergengsi di Indonesia. Kemampuan Hendra di sektor ganda putra membuatnya menonjol sejak awal kariernya. Sebelum berpasangan dengan Mohammad Ahsan, Hendra telah meraih banyak prestasi bersama Markis Kido, termasuk medali emas Olimpiade 2008 di Beijing dan gelar Juara Dunia 2007. Gaya bermain Hendra dikenal tenang, strategis, dan sangat efektif, dengan kemampuan netting yang menjadi senjata utamanya.

Sementara itu, Mohammad Ahsan lahir pada 7 September 1987 di Palembang, Sumatra Selatan. Ahsan juga memulai karier bulutangkisnya sejak usia dini dan dikenal sebagai pemain yang memiliki smash keras dan daya tahan fisik yang luar biasa. Ia awalnya dipasangkan dengan Bona Septano sebelum akhirnya bergabung dengan Hendra Setiawan pada tahun 2012. Perpaduan pengalaman Hendra dan semangat juang Ahsan menjadikan mereka pasangan yang sulit dikalahkan.

Perjalanan Karier dan Prestasi

Kolaborasi antara Ahsan dan Hendra dimulai pada tahun 2012 dan segera menghasilkan berbagai gelar bergengsi. Beberapa pencapaian utama mereka meliputi:

Berikut adalah tabel yang merangkum karir dan prestasi Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan:

NoTahunTurnamen/KompetisiKategoriHasil
12013Kejuaraan Dunia BWFGanda PutraJuara
22014All EnglandGanda PutraJuara
32014Asian GamesGanda PutraMedali Emas
42015Kejuaraan Dunia BWFGanda PutraJuara
52016BWF World Tour FinalsGanda PutraRunner-up
62018Asian GamesGanda PutraMedali Perak
72019Kejuaraan Dunia BWFGanda PutraJuara
82019All EnglandGanda PutraJuara
92019BWF World Tour FinalsGanda PutraJuara
102020Olimpiade TokyoGanda PutraMedali Perak
112023Malaysia MastersGanda PutraJuara
122024Indonesia MastersGanda PutraBabak Final (Turnamen terakhir Hendra Setiawan)

Catatan Penting:

  1. Hendra Setiawan adalah legenda ganda putra yang sudah berkarier sejak awal 2000-an. Sebelum berpasangan dengan Mohammad Ahsan, Hendra juga meraih gelar juara Olimpiade 2008 bersama Markis Kido.
  2. Mohammad Ahsan mulai berpasangan dengan Hendra Setiawan pada 2012 dan langsung menjadi salah satu pasangan ganda putra paling sukses dalam sejarah.
  3. Kombinasi teknik tinggi, pengalaman, dan mental juara menjadikan “The Daddies” salah satu pasangan terhebat di dunia bulutangkis.

Kombinasi teknik, pengalaman, dan mental juara menjadikan mereka salah satu pasangan ganda putra terbaik dalam sejarah bulu tangkis Indonesia.

Reaksi dan Apresiasi

Pengumuman pensiun ini memicu berbagai reaksi dari komunitas bulu tangkis. Mohammad Ahsan mengucapkan terima kasih kepada Hendra atas bimbingannya selama ini, menulis, “Happy retirement koh @hendrasansan..terima kasih sudah membimbing dan sabar kepada saya.”

Rekan-rekan sesama atlet dan penggemar juga menyampaikan apresiasi mereka. Fajar Alfian, pemain ganda putra Indonesia, menulis, “Happy retirement, my roommate,” menunjukkan kedekatan dan rasa hormat antar sesama atlet.

Warisan dan Masa Depan

Pensiunnya Ahsan dan Hendra meninggalkan kekosongan yang signifikan dalam tim ganda putra Indonesia. Namun, dedikasi dan prestasi mereka akan terus menjadi inspirasi bagi generasi muda. Ada harapan bahwa mereka akan tetap berkontribusi dalam dunia bulu tangkis, mungkin sebagai pelatih atau mentor, untuk membimbing talenta-talenta baru dan memastikan Indonesia tetap berjaya di kancah internasional.

Pengganti langsung Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan di sektor ganda putra belum secara resmi ditetapkan, karena regenerasi atlet biasanya melibatkan beberapa pemain yang menonjol dari generasi muda. Namun, PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) telah mempersiapkan beberapa pasangan muda yang dianggap sebagai penerus potensi dari “The Daddies.” Beberapa di antaranya sudah menunjukkan performa luar biasa di turnamen internasional dan menjadi harapan masa depan bulutangkis Indonesia.

Calon Pengganti Potensial

Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto

Pasangan ini sudah menjadi salah satu andalan Indonesia di sektor ganda putra. Fajar dan Rian dikenal dengan kecepatan, kelincahan, dan koordinasi yang baik di lapangan. Mereka saat ini berada di peringkat atas dunia dan telah memenangkan berbagai gelar, termasuk di turnamen BWF World Tour. Dengan pengalaman yang terus bertambah, mereka diharapkan dapat melanjutkan dominasi Indonesia di ganda putra.

Leo Rolly Carnando dan Daniel Marthin

Sebagai pasangan muda, Leo dan Daniel adalah juara World Junior Championships 2019. Mereka menunjukkan potensi besar di turnamen senior dengan gaya bermain agresif dan penuh energi. Kemampuan mereka untuk belajar dari senior seperti Ahsan dan Hendra diharapkan membantu mereka menjadi penerus yang layak.

Bagas Maulana dan Muhammad Shohibul Fikri

Pasangan ini menjadi sorotan setelah memenangkan All England 2022, salah satu turnamen bulutangkis paling bergengsi. Bagas dan Fikri dikenal dengan semangat juang tinggi dan permainan yang dinamis. Mereka diyakini memiliki kapasitas untuk bersaing di level tertinggi dan membawa nama Indonesia ke podium juara.

Pramudya Kusumawardana dan Yeremia Rambitan

Pasangan muda lainnya yang memiliki prospek cerah. Meskipun masih membutuhkan konsistensi, Pramudya dan Yeremia telah menunjukkan bahwa mereka mampu bersaing dengan pasangan terbaik dunia. Mereka juga sering menunjukkan semangat juang yang mengesankan di lapangan.

Keputusan pensiun Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan menandai akhir dari era emas dalam bulu tangkis Indonesia. Namun, warisan mereka akan terus hidup, menginspirasi dan memotivasi generasi mendatang untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi dan mengharumkan nama bangsa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *