Cilok, Cireng, dan Seblak Disebut Bisa Picu Rahim Rapuh, Bagaimana Kata Dokter?

Isu mengenai dampak konsumsi makanan olahan seperti cilok, cireng, dan seblak terhadap kesehatan rahim perempuan tengah ramai diperbincangkan. Makanan-makanan ini populer di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya remaja dan anak muda. Namun, beberapa dokter mengingatkan bahwa kebiasaan konsumsi makanan ini secara berlebihan dapat membawa risiko bagi kesehatan reproduksi perempuan.

Kandungan dalam Makanan Olahan dan Dampaknya

Kandungan Kimia dan Olahan Tepung

Makanan seperti cilok, cireng, dan seblak umumnya berbahan dasar tepung tapioka yang tinggi karbohidrat dan rendah nutrisi. Menurut dr. Andrew Yurius Christian, SpOG, makanan olahan semacam ini sering kali mengandung bahan tambahan seperti pengawet, pewarna buatan, dan saus olahan, yang bisa mengganggu sistem hormonal perempuan jika dikonsumsi terus-menerus.

Pengaruh pada Sistem Reproduksi

Dr. Andrew menambahkan bahwa bahan kimia dari makanan olahan ini bisa mengganggu keseimbangan hormon, yang dapat memicu gangguan seperti haid tidak teratur, kista ovarium, bahkan kondisi rahim yang lemah. Ia menyebut bahwa kasus gangguan rahim akibat pola makan buruk bukan lagi hal yang jarang ditemukan di ruang praktiknya.

Kasus Rahim Rapuh dan Perhatian Klinis

Rahim Mudah Robek

Dalam salah satu kasus, dr. Amir Fahad, SpOG, menemukan pasien dengan kondisi rahim sangat rapuh saat melahirkan. Ia menjelaskan bahwa otot-otot rahim pasien tampak mudah robek dan perdarahan terjadi tanpa penyebab yang jelas secara struktural. Setelah ditelusuri, pasien tersebut memiliki kebiasaan makan seblak dan cilok hampir setiap hari selama masa remaja.

Korelasi Bukan Causality Mutlak

Meski demikian, para dokter menekankan bahwa hubungan antara konsumsi makanan olahan dan rahim rapuh bersifat korelatif, bukan kausalitas mutlak. Artinya, makanan tersebut bukan satu-satunya penyebab, tetapi bisa menjadi faktor risiko jika dikombinasikan dengan pola hidup tidak sehat lainnya.

Kaitannya dengan Risiko PCOS

Makanan Berminyak dan Berpengawet

Dr. Ita Fajri Tamim dalam sebuah wawancara menjelaskan bahwa makanan seperti seblak yang mengandung minyak berlebih, MSG, dan tepung buatan, dapat memicu risiko sindrom ovarium polikistik (PCOS). Kondisi ini menyebabkan gangguan ovulasi dan meningkatkan risiko ketidaksuburan pada perempuan usia subur.

PCOS dan Infertilitas

PCOS bisa menyebabkan menstruasi yang sangat jarang atau tidak teratur. Jika dibiarkan, kondisi ini akan memengaruhi kemampuan perempuan untuk hamil. Oleh karena itu, dokter menyarankan untuk membatasi konsumsi makanan instan dan beralih ke pola makan yang lebih sehat.

Dampak Makanan Pedas terhadap Kesuburan

Kontraksi dan Defisiensi Yin

Dalam pandangan pengobatan Tiongkok, seperti yang dijelaskan oleh dr. Christine Cui, makanan pedas seperti seblak bisa menimbulkan efek panas berlebih di dalam tubuh. Pada perempuan yang sedang menjalani program kehamilan, kondisi ini dapat menyebabkan kontraksi rahim meningkat, defisiensi yin, dan bahkan kegagalan implantasi.

Pengaruh terhadap Kualitas Sel Telur

Dr. Christine menambahkan bahwa makanan pedas dan tinggi MSG dapat menurunkan kualitas sel telur serta mengganggu keseimbangan hormonal, yang pada akhirnya memperburuk peluang kehamilan.

Imbauan Dokter dan Pencegahan

Moderasi dan Gaya Hidup Sehat

Para dokter tidak secara mutlak melarang konsumsi cilok, cireng, atau seblak. Namun, mereka menyarankan agar konsumsi dilakukan secara moderat, tidak setiap hari, dan tidak dalam jumlah berlebihan. Yang lebih penting adalah menerapkan pola makan seimbang dan aktif bergerak.

Pemeriksaan Rutin

Dokter kandungan menyarankan agar perempuan, terutama yang sudah aktif secara seksual atau sedang menjalani program kehamilan, melakukan pemeriksaan rahim dan hormon secara berkala. Deteksi dini adalah kunci dalam mencegah masalah reproduksi yang lebih serius di masa depan.

Bijak dalam Menikmati Jajanan

Cilok, cireng, dan seblak merupakan bagian dari kekayaan kuliner Indonesia yang nikmat dan digemari banyak kalangan. Namun, di balik kenikmatan tersebut, tersimpan risiko kesehatan jika dikonsumsi tanpa kontrol. Kesadaran akan kesehatan rahim dan sistem reproduksi harus menjadi prioritas, terutama bagi perempuan usia produktif. Dokter menyarankan untuk menjaga keseimbangan dalam pola makan dan lebih selektif dalam memilih jenis makanan demi masa depan kesehatan yang lebih baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *