CEO Perplexity AI: Dua Pekerjaan Ini Bisa Digantikan AI Dalam 6 Bulan

Teknologi53 Views

Kecerdasan buatan (AI) kini bergerak sangat cepat, bahkan melebihi prediksi banyak pakar teknologi. Aravind Srinivas, CEO Perplexity AI, menjadi salah satu tokoh yang terang-terangan menyebut dua jenis pekerjaan yang menurutnya akan digantikan AI dalam waktu kurang dari enam bulan ke depan. Pernyataan ini bukan tanpa dasar, sebab kemajuan teknologi AI—termasuk produk Perplexity sendiri—sudah membuktikan kehebatannya dalam menyelesaikan tugas yang sebelumnya identik dengan manusia.

Lompatan AI Generatif dan Fenomena Perplexity

AI yang Tak Lagi Sekadar Alat Bantu

AI generatif seperti ChatGPT, Google Gemini, hingga Perplexity AI, kini telah berkembang dari sekadar menjawab pertanyaan menjadi mampu menulis, menganalisis data, hingga merangkum informasi dan mengeksekusi berbagai tugas administrasi. Bagi banyak bisnis dan industri, AI sudah bukan lagi pelengkap, tetapi partner kerja yang bisa mengambil alih fungsi manusia dalam berbagai bidang.

Perplexity AI: Mesin Pencari, Riset, dan Penulis Otomatis

Perplexity AI dikenal sebagai platform pencarian dan riset berbasis AI yang bisa merangkum, menyimpulkan, hingga menulis laporan dengan sumber yang jelas. Banyak pengguna mengakui bahwa Perplexity dapat menghasilkan ringkasan, analisis, dan konten berbasis data hanya dalam hitungan detik. Transformasi ini membuat banyak perusahaan mempertimbangkan kembali komposisi tim dan peran manusia di dalamnya.

Dua Profesi yang Paling Cepat Digantikan AI Menurut CEO Perplexity

Penulis Konten dan Analis Data

Menurut Srinivas, profesi pertama yang rentan tergantikan AI adalah penulis konten, mulai dari content writer, copywriter, hingga jurnalis data. Teknologi AI saat ini bisa membuat artikel SEO, deskripsi produk, ringkasan hasil riset, hingga analisis pasar secara otomatis dengan tingkat akurasi yang semakin tinggi. Perusahaan media hingga e-commerce sudah mulai menggantikan tim penulis manusia dengan sistem AI yang lebih efisien dan konsisten.

Customer Service Digital dan Helpdesk

Profesi kedua adalah customer service digital. Dengan integrasi AI, sistem helpdesk atau chatbot kini mampu memproses pertanyaan pelanggan, memandu transaksi, menyelesaikan keluhan teknis, hingga melakukan verifikasi data secara real time. Chatbot modern dapat bekerja 24 jam tanpa lelah dan memberikan jawaban yang presisi, sehingga perusahaan mulai beralih ke solusi otomatis ini untuk memangkas biaya operasional dan meningkatkan kecepatan layanan.

Mengapa Dua Pekerjaan Ini yang Paling Terancam?

Sifat Pekerjaan yang Rutin dan Terstruktur

Kedua profesi ini mudah diotomasi karena pekerjaannya berulang dan bisa dipelajari polanya. AI dengan pembelajaran mesin dapat menyerap ribuan contoh dan terus beradaptasi hingga responsnya setara atau lebih baik dari manusia, baik untuk penulisan maupun menjawab pertanyaan pelanggan.

Perkembangan Otomatisasi dan Efisiensi

AI tidak sekadar menyalin, melainkan mampu menganalisis, memperbaiki, dan menyusun informasi secara sistematis. Sistem seperti Perplexity dapat menyaring data, memvalidasi sumber, serta mengemas jawaban sesuai kebutuhan pengguna dalam waktu singkat. Inilah alasan kedua pekerjaan tersebut menjadi pionir otomasi di era AI generatif.

Dampak dan Adaptasi Dunia Kerja

Respon Industri dan Perubahan Kompetensi

Sejak AI mulai diadopsi secara luas, banyak pekerja di bidang penulisan dan customer service merasa terancam. Namun, di sisi lain, muncul peluang baru seperti prompt engineer, AI trainer, hingga data analyst yang mampu mengolah dan memantau sistem AI. Adaptasi menjadi kunci agar pekerja tetap relevan di tengah disrupsi teknologi.

Pelatihan dan Transformasi Skill

Dunia kerja kini menuntut keterampilan baru. Penulis harus mampu mengelola prompt, mengedit hasil AI, dan memahami SEO berbasis AI. Sementara customer service didorong untuk belajar mengelola sistem chatbot, melakukan supervisi, dan menangani eskalasi yang belum bisa diatasi mesin.

AI Bukan Musuh, Tapi Partner Masa Depan

Kolaborasi Manusia dan Mesin

Srinivas menegaskan bahwa AI tidak sepenuhnya menggantikan manusia, melainkan menjadi partner yang mempercepat proses, meningkatkan akurasi, dan membuka peluang baru. Manusia tetap dibutuhkan dalam hal kreativitas, pengambilan keputusan, serta penanganan kasus khusus yang melibatkan emosi atau etika.

Masa Depan Profesi dan Pekerjaan Hybrid

Transformasi digital akan melahirkan profesi baru yang menggabungkan kemampuan manusia dan AI. Profesi seperti AI ethicist, data annotator, atau content supervisor diperkirakan akan semakin diminati seiring meningkatnya penggunaan AI di perusahaan dan industri global.

Dunia Kerja di Tengah Perubahan Super Cepat

Prediksi CEO Perplexity AI menjadi peringatan sekaligus peluang bagi dunia kerja. Dua profesi yang paling cepat digantikan AI adalah contoh nyata bahwa perubahan teknologi tidak bisa dihindari. Mereka yang cepat beradaptasi, belajar teknologi baru, dan mampu berkolaborasi dengan AI justru akan menjadi pionir di era baru ini. Masa depan bukan tentang melawan AI, melainkan memanfaatkan kekuatannya untuk menciptakan inovasi dan solusi yang belum pernah ada sebelumnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *