Panduan Memulai Usaha Angkringan: Tips dan Rincian Modal Lengkap

Bisnis156 Views

Angkringan, usaha kuliner sederhana yang terkenal dengan sajian murah meriah seperti nasi kucing, sate-satean, dan aneka gorengan, menjadi pilihan bisnis yang diminati di Indonesia, khususnya di kota-kota besar. Angkringan menawarkan suasana bersahaja dengan harga yang terjangkau sehingga menarik bagi berbagai kalangan, terutama pelajar, mahasiswa, dan pekerja kantoran. Jika Anda tertarik untuk memulai usaha angkringan, berikut adalah panduan lengkap dan rincian biaya yang perlu dipersiapkan.

Langkah-Langkah Memulai Usaha Angkringan

Tentukan Konsep dan Lokasi Usaha

Konsep angkringan biasanya sederhana, namun bisa disesuaikan dengan gaya dan lokasi yang ingin dicapai. Lokasi yang strategis, seperti dekat kampus, kawasan perkantoran, atau tempat umum yang ramai, dapat mendukung kesuksesan bisnis ini. Pastikan memilih lokasi yang mudah diakses dan banyak dilewati orang.

Siapkan Gerobak dan Peralatan

Gerobak merupakan elemen utama dari angkringan. Anda bisa membeli gerobak baru atau bekas, tergantung anggaran yang tersedia. Selain gerobak, peralatan memasak seperti kompor gas, wajan, dan panci juga sangat penting. Peralatan makan sederhana seperti piring kecil, mangkuk, dan tusuk sate harus disiapkan.

Tentukan Menu yang Menarik

Menu angkringan umumnya terdiri dari nasi kucing, sate usus, sate telur puyuh, gorengan, dan minuman seperti teh hangat atau kopi. Untuk menarik pelanggan, Anda bisa menambah variasi menu seperti nasi uduk atau pilihan sate yang lebih beragam.

Pengaturan Harga dan Porsi

Harga menu di angkringan biasanya sangat terjangkau. Oleh karena itu, penting untuk menetapkan harga yang kompetitif namun tetap menguntungkan. Misalnya, nasi kucing bisa dijual dengan harga sekitar Rp 3.000 – Rp 5.000 per porsi.

Promosi dan Branding

Walaupun angkringan terkesan sederhana, branding dan promosi tetap penting. Anda bisa menggunakan media sosial untuk menarik pelanggan atau bekerja sama dengan aplikasi pesan antar makanan untuk memperluas jangkauan. Desain gerobak yang menarik dan pemberian nama unik pada angkringan juga bisa membantu meningkatkan daya tarik.

Rincian Kisaran Biaya Memulai Usaha Angkringan

Berikut adalah rincian perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk memulai usaha angkringan. Harga yang tercantum dapat berbeda tergantung lokasi dan ketersediaan barang.

KebutuhanDeskripsiEstimasi Biaya (Rp)
Gerobak AngkringanGerobak kayu atau alumuniumRp 2.500.000 – Rp 3.500.000
Kompor Gas1 set kompor gas dua tungkuRp 250.000 – Rp 350.000
Tabung Gas 3 KgTabung gas isi penuhRp 150.000
Peralatan MasakWajan, panci, sendok, dan spatulaRp 200.000 – Rp 300.000
Peralatan MakanPiring kecil, mangkuk, gelasRp 150.000 – Rp 250.000
Bahan Baku AwalBeras, mie, telur, tempe, tahu, bumbu, dan bahan baku lainnyaRp 1.000.000 – Rp 1.500.000
Kemasan dan BungkusPlastik dan bungkus nasiRp 100.000
Meja dan BangkuBangku kayu atau plastik untuk pelangganRp 600.000 – Rp 1.000.000
Promosi dan BrandingCetak banner, brosur, dan lain-lainRp 150.000 – Rp 300.000
Lain-LainKeperluan tambahan (pisau, sendok, dll.)Rp 200.000

Total Perkiraan Biaya Awal: Rp 5.300.000 – Rp 7.650.000

Biaya di atas adalah estimasi untuk persiapan awal. Anda mungkin memerlukan penyesuaian sesuai dengan kondisi atau kebutuhan khusus. Selain itu, biaya bulanan seperti gas, bahan baku, dan operasional lainnya perlu diperhitungkan sebagai bagian dari pengeluaran rutin usaha angkringan.

Tips Mengelola Usaha Angkringan agar Sukses

Jaga Kualitas Rasa dan Kebersihan

Rasa dan kebersihan menjadi kunci dalam bisnis kuliner. Pastikan setiap menu yang disajikan memiliki rasa yang enak dan konsisten. Kebersihan juga harus dijaga, baik dari sisi gerobak, peralatan, maupun bahan-bahan yang digunakan.

Kelola Stok dengan Efisien

Manajemen stok sangat penting agar tidak terjadi pemborosan. Stok bahan baku seperti nasi, sayur, dan lauk pauk perlu diperhatikan agar tidak terbuang. Buatlah perencanaan stok harian atau mingguan agar bahan baku tetap segar dan tidak mubazir.

Perhatikan Pelayanan

Meski sederhana, pelayanan yang ramah dan cepat dapat meninggalkan kesan positif bagi pelanggan. Jangan ragu untuk berinteraksi dengan pelanggan, karena hal ini bisa meningkatkan loyalitas mereka.

Cek Tren Pasar

Perhatikan tren kuliner yang sedang diminati dan sesuaikan dengan menu yang ada di angkringan Anda. Misalnya, jika minuman kekinian seperti es kopi atau minuman herbal sedang populer, tidak ada salahnya menambahkannya pada menu dengan harga yang terjangkau.

Beri Diskon atau Promo

Sesekali adakan promo seperti beli dua gratis satu untuk menarik pelanggan baru atau mempertahankan pelanggan lama. Diskon kecil atau promo juga bisa meningkatkan jumlah pengunjung, terutama di saat-saat tertentu.

Perhitungan Potensi Keuntungan

Untuk memberikan gambaran potensi keuntungan, berikut adalah contoh perhitungan sederhana untuk usaha angkringan dengan asumsi penjualan harian:

  • Penjualan Rata-rata: 100 porsi nasi kucing dan sate per hari
  • Harga per Porsi: Rp 5.000
  • Omzet Harian: 100 porsi x Rp 5.000 = Rp 500.000
  • Omzet Bulanan: Rp 500.000 x 30 hari = Rp 15.000.000

Dengan omzet bulanan sebesar Rp 15.000.000, berikut adalah perkiraan keuntungan bulanan setelah biaya operasional:

KeteranganBiaya Per Bulan (Rp)
Biaya Bahan BakuRp 6.000.000
Biaya GasRp 300.000
Biaya KemasanRp 300.000
Biaya Lain-lain (perawatan, listrik, dll.)Rp 500.000
Total Biaya OperasionalRp 7.100.000
Omzet BulananRp 15.000.000
Keuntungan BersihRp 15.000.000 – Rp 7.100.000 = Rp 7.900.000

Dengan estimasi di atas, usaha angkringan berpotensi menghasilkan keuntungan bersih sekitar Rp 7.900.000 per bulan. Tentu, keuntungan ini bisa bertambah atau berkurang tergantung pada lokasi, variasi menu, serta kemampuan menarik pelanggan.

Tantangan yang Dihadapi oleh Pengusaha Angkringan

Meskipun usaha angkringan terlihat sederhana dan memiliki prospek yang menjanjikan, pengusaha angkringan juga dihadapkan pada berbagai tantangan. Memahami tantangan ini dapat membantu pemilik angkringan menyiapkan strategi yang lebih baik untuk menjaga keberlangsungan bisnis mereka.

1. Persaingan yang Ketat

Angkringan adalah usaha yang sangat populer, terutama di daerah perkotaan dan pinggiran kota. Banyaknya angkringan di satu wilayah bisa menciptakan persaingan yang ketat. Pengusaha perlu memiliki ciri khas, baik dari segi menu, harga, atau pelayanan untuk menarik pelanggan dan bersaing dengan angkringan lainnya.

2. Fluktuasi Harga Bahan Baku

Harga bahan baku seperti beras, telur, tempe, dan minyak goreng bisa mengalami fluktuasi, terutama jika terjadi kelangkaan atau kenaikan harga. Pengusaha angkringan perlu bijak dalam mengelola stok bahan baku dan menyiasati menu untuk tetap menghasilkan keuntungan meskipun ada kenaikan biaya bahan baku.

3. Keterbatasan Modal untuk Pengembangan Usaha

Usaha angkringan biasanya dimulai dengan modal yang kecil. Namun, untuk mengembangkan usaha, seperti menambah menu, memperluas tempat, atau meningkatkan fasilitas, pengusaha perlu tambahan modal. Keterbatasan modal dapat menjadi tantangan bagi pengusaha angkringan dalam memperbesar skala usaha mereka.

4. Kepatuhan terhadap Regulasi dan Perizinan

Meskipun usaha angkringan sering dianggap sebagai usaha kecil, pengusaha tetap harus mematuhi regulasi yang berlaku, seperti izin usaha dan izin lokasi. Di beberapa tempat, pengusaha mungkin harus membayar retribusi atau pajak tertentu. Ketaatan pada regulasi ini penting untuk menghindari denda atau penutupan paksa oleh pihak berwenang.

5. Perubahan Selera dan Tren Konsumen

Selera konsumen dapat berubah seiring waktu. Saat ini, ada tren konsumsi yang lebih sehat dan kesadaran akan kualitas makanan. Pengusaha angkringan perlu mempertimbangkan untuk menambahkan pilihan menu sehat atau mengikuti tren kuliner yang diminati agar tetap relevan di mata pelanggan.

6. Masalah Kebersihan dan Sanitasi

Kebersihan menjadi perhatian utama bagi pelanggan, terutama pada usaha yang mengusung konsep makan di pinggir jalan seperti angkringan. Pengusaha harus memastikan kebersihan gerobak, peralatan, dan bahan makanan untuk menjaga kepercayaan pelanggan. Tantangan dalam menjaga kebersihan ini bisa lebih berat saat angkringan berada di area terbuka yang rawan terkena debu atau serangga.

7. Jam Operasional yang Panjang

Angkringan umumnya beroperasi pada malam hari dan buka hingga larut malam, bahkan dini hari, untuk menarik pelanggan yang bekerja atau beraktivitas hingga malam. Jam operasional yang panjang bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama jika pemilik usaha harus menjalankannya sendiri tanpa bantuan karyawan. Hal ini bisa berdampak pada kesehatan dan keseimbangan waktu bagi pemilik usaha.

8. Faktor Cuaca

Sebagai usaha yang sebagian besar berada di ruang terbuka, angkringan rentan terhadap perubahan cuaca. Saat musim hujan, angkringan mungkin kehilangan pelanggan karena area duduk yang basah atau suasana yang kurang nyaman. Pengusaha dapat menambahkan tenda atau payung untuk mengantisipasi cuaca, namun ini tentu menambah biaya.

9. Pengelolaan Keuangan yang Tepat

Banyak pengusaha angkringan yang menjalankan bisnisnya secara sederhana tanpa sistem pencatatan keuangan yang rapi. Hal ini bisa menjadi masalah, terutama jika pengeluaran dan pemasukan tidak terpantau dengan baik. Pengusaha perlu memiliki manajemen keuangan yang baik agar bisa memantau laba, mengelola stok, serta mengantisipasi kebutuhan modal untuk pembelian bahan baku dan pengembangan usaha.

10. Ketergantungan pada Lokasi

Lokasi yang strategis menjadi salah satu kunci kesuksesan angkringan. Namun, jika suatu saat ada perubahan yang membuat lokasi tersebut sepi atau berkurang aksesnya (misalnya karena ada pembangunan atau perubahan arus lalu lintas), pengusaha angkringan bisa kehilangan pelanggan. Pilihan untuk berpindah tempat bisa sulit karena biaya yang harus dikeluarkan dan butuh waktu untuk memperkenalkan lokasi baru kepada pelanggan.

11. Mempertahankan Kualitas dan Konsistensi

Salah satu tantangan terbesar bagi pengusaha angkringan adalah menjaga kualitas dan konsistensi rasa pada setiap menu. Kualitas bahan baku yang bervariasi atau tenaga kerja yang kurang berpengalaman dapat memengaruhi cita rasa hidangan. Pengusaha harus konsisten dalam menjaga rasa dan kualitas makanan untuk mempertahankan pelanggan.

12. Sumber Daya Manusia yang Terbatas

Banyak angkringan dijalankan oleh pemiliknya sendiri tanpa bantuan banyak karyawan. Hal ini bisa menjadi tantangan saat bisnis mulai berkembang dan pelanggan semakin banyak. Pemilik harus mempertimbangkan untuk merekrut karyawan, namun hal ini memerlukan biaya tambahan. Selain itu, mencari karyawan yang dapat diandalkan dan mengerti konsep angkringan juga bisa menjadi tantangan.

Mulai usaha angkringan dengan modal terjangkau

Memulai usaha angkringan bisa menjadi pilihan bisnis yang menjanjikan dengan modal yang relatif terjangkau. Dengan perencanaan yang matang dan pengelolaan yang tepat, angkringan memiliki potensi menghasilkan keuntungan yang cukup besar. Selain itu, angkringan juga memberikan peluang bagi pengusaha untuk terus berinovasi dalam menyajikan menu yang menarik dan sesuai selera pasar.

Usaha angkringan bukan hanya soal menjual makanan murah, tetapi juga menciptakan tempat berkumpul yang nyaman bagi pelanggan. Dengan pelayanan yang baik, variasi menu yang menarik, serta harga yang terjangkau, angkringan dapat menjadi bisnis yang berkelanjutan dan terus berkembang di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *