Ada kota yang hanya hidup di jam kerja, lalu meredup ketika malam tiba. London bukan salah satunya. Ibu kota Inggris ini seperti punya banyak tombol “on” yang tidak pernah benar benar dimatikan. Pagi hari dipenuhi kerumunan pekerja di stasiun, siang ramai oleh wisatawan yang mendatangi ikon ikon kota, dan malam hari disinari lampu teater, pub, dan gedung bersejarah yang tetap berdiri anggun.
Sebagai travel vlogger, berjalan di London rasanya seperti memegang remote yang bisa memindahkanmu dari satu babak cerita ke babak lain. Satu jam bisa dihabiskan di museum kelas dunia, jam berikutnya berpindah ke gang sempit penuh mural, lalu berakhir di tepian sungai Thames sambil memandangi siluet Big Ben yang menyala.
“London selalu membuatku merasa kecil, tetapi dengan cara yang menyenangkan. Kota ini besar, padat, dan penuh sejarah, namun entah bagaimana kamu tetap bisa menemukan sudut sudut kecil yang terasa akrab.”
Jejak Sejarah di Jantung Kota London
Sebelum menjadi kota modern dengan kereta bawah tanah yang rumit dan gedung kaca menjulang, London adalah kota tua yang sudah berkali kali berubah wajah. Dari kota Romawi, pusat kerajaan, sasaran perang, hingga akhirnya menjadi salah satu ibu kota dunia.
Dari Menara London hingga Westminster
Jika ingin merasakan kekentalan sejarah London, dua nama akan sering muncul. Menara London dan kawasan Westminster.
Menara London, atau Tower of London, berdiri sebagai benteng, istana, sekaligus penjara di tepi Sungai Thames. Dinding batu tebal dan menaranya telah menyaksikan drama keluarga kerajaan, eksekusi, dan intrik politik selama berabad abad.
Berjalan di dalam kompleksnya, kamu bisa melihat mahkota kerajaan, baju zirah, dan ruang ruang sempit yang dulu menjadi tempat terakhir beberapa tokoh penting. Dari luar, bangunan ini tampak kaku dan dingin, tetapi di sinilah sebagian besar cerita gelap London bermula.
Beranjak ke Westminster, suasana bergeser. Di sinilah berdiri Gedung Parlemen dengan Big Ben, serta Westminster Abbey yang menjadi lokasi penobatan raja dan ratu Inggris.
Begitu berdiri di depan gedung parlemen, kamu akan merasakan perpaduan antara masa lalu dan masa kini. Di dalam gedung, keputusan keputusan politik modern dibuat. Di luar, arsitektur neo gotik memberi rasa bahwa kamu sedang berdiri di panggung sejarah.
Kota yang Berkali Kali Bangkit
London juga dikenal sebagai kota yang pernah hancur dan bangkit kembali. Kebakaran besar London pada abad ketujuh belas menghancurkan banyak bangunan, tetapi juga menjadi awal penataan ulang kota.
Kemudian, pada masa Perang Dunia Kedua, serangan udara membuat banyak bagian kota rusak parah. Namun, setiap kali runtuh, London membangun kembali dirinya, menyatukan bangunan kuno dan desain modern dalam satu lanskap yang unik.
“Berjalan di London membuatku sadar bahwa kota yang sering jatuh bukan berarti lemah. Justru dari bekas lukanya, kita bisa melihat seberapa kuat ia bertahan.”
Ikon Ikon London yang Selalu Dicari Wisatawan
Bagi banyak orang, London punya beberapa ikon yang wajib dilihat setidaknya sekali dalam hidup. Dan jujur saja, meski sudah sering muncul di kartu pos dan film, berdiri langsung di hadapan mereka tetap memberikan rasa yang berbeda.
Big Ben, London Eye, dan Sungai Thames
Big Ben sebenarnya adalah nama lonceng, bukan menara, tetapi nama itu terlanjur melekat pada keseluruhan struktur jam di ujung Gedung Parlemen. Ketika jam berbunyi, ada rasa tertentu yang menyerang, semacam kesadaran bahwa kamu sedang berada di salah satu titik paling terkenal di dunia.
Tidak jauh dari situ, London Eye berdiri di tepi sungai. Roda raksasa ini menawarkan pemandangan kota dari ketinggian. Naik ke dalam kapsul kaca, kamu akan melihat atap atap bangunan, jalur sungai yang membelah kota, dan siluet gedung gedung yang menjadi tanda era modern.
Sungai Thames sendiri adalah nadi kota. Banyak jembatan yang menghubungkan dua sisinya, masing masing dengan gaya dan karakternya. Menyusuri tepi sungai dengan berjalan kaki atau naik kapal wisata memberikan sudut pandang lain terhadap kota.
Jembatan Tower Bridge yang Fotogenik
Banyak orang salah menyebut Tower Bridge sebagai London Bridge. Padahal, Tower Bridge adalah jembatan dengan dua menara ikonik yang dapat dibuka untuk kapal besar.
Saat berjalan di atas jembatan, kamu bisa melihat menara menara batu dengan sentuhan struktur baja yang menjadi ciri era industrial. Di bawahmu, air Thames mengalir perlahan, membawa perahu perahu kecil dan kapal wisata.
Tower Bridge adalah salah satu tempat paling fotogenik di London. Pagi hari menghadirkan cahaya lembut, malam hari menghadirkan permainan lampu yang menonjolkan garis garis jembatan.
Museum dan Galeri yang Membuatmu Betah Berlama lama
London punya begitu banyak museum dan galeri seni hingga hampir mustahil mengunjungi semuanya dalam satu kunjungan. Kabar baiknya, banyak di antaranya yang bisa dikunjungi tanpa tiket masuk, cukup donasi sukarela.
British Museum dan Cerita Dunia
British Museum adalah salah satu museum paling terkenal di dunia. Di dalamnya, koleksi dari berbagai peradaban dipamerkan, mulai dari mumi Mesir, patung Yunani, hingga peninggalan Asia.
Masuk ke dalam aula utamanya, kamu akan melihat atap kaca besar yang membiarkan cahaya masuk secara dramatis. Di sekelilingnya, ruangan ruangan bercabang, masing masing berisi koleksi yang bisa membuatmu betah berjam jam.
Bagi seorang travel vlogger, tantangan di sini adalah memilih bagian mana yang ingin ditampilkan. Karena jujur, satu hari pun bisa terasa belum cukup.
Galeri Nasional dan Seni di Tengah Trafalgar Square
Di Trafalgar Square, sebuah alun alun besar yang sering menjadi titik kumpul, berdiri National Gallery. Di dalamnya, karya karya pelukis Eropa terkenal seperti Van Gogh, Monet, dan banyak lagi tergantung rapi.
Kamu bisa melangkah dari satu lukisan ke lukisan lain dan melihat bagaimana sejarah Eropa direkam bukan hanya dalam tulisan, tetapi juga dalam warna dan sapuan kuas.
Di luar galeri, Trafalgar Square selalu ramai. Ada seniman jalanan, turis yang berfoto, dan terkadang demonstrasi atau acara publik.
“Bagiku, museum di London bukan hanya tentang koleksi. Mereka juga tentang cara kota ini membuka akses pengetahuan dan seni untuk siapa saja, tanpa memandang dompet.”
Sudut Kreatif di Camden, Shoreditch, dan Pasar Pasar Jalanan
London bukan hanya tentang bangunan klasik dan museum megah. Kota ini juga punya wajah lain yang penuh warna dan energi kreatif.
Camden, Dunia Alternatif di Pinggir Kanal
Camden adalah kawasan yang dikenal dengan pasar unik, toko pakaian subkultur, dan deretan kedai makanan dari berbagai negara.
Berjalan di Camden Market, kamu akan melihat kios kios yang menjual jaket kulit, pakaian vintage, aksesori unik, hingga poster band. Aroma makanan dari berbagai benua bercampur di udara.
Di sisi kanal, orang orang duduk di bangku atau langsung di pinggir, menikmati makanan dan melihat kapal kapal kecil lewat.
Shoreditch dan Mural Jalanan
Jika kamu suka street art, Shoreditch adalah taman bermain. Dinding dinding di sini menjadi kanvas besar bagi seniman mural. Di setiap sudut, selalu ada gambar yang membuatmu berhenti dan mengambil foto.
Kafe kafe kecil, studio kreatif, dan ruang kerja bersama menjamur di kawasan ini. Suasananya memberi kontras menarik terhadap kesan formal yang sering dilekatkan pada London.
Teater, Musik, dan Malam di West End
Ketika matahari turun, London tidak otomatis tenang. Justru di beberapa kawasan, lampu baru mulai menyala dengan sungguh sungguh.
West End, Surga Pecinta Pertunjukan
West End adalah kawasan teater yang menjadi salah satu pusat pertunjukan dunia. Di sini, berbagai pertunjukan musikal dan drama digelar setiap malam.
Poster poster besar pertunjukan menghiasi fasad gedung. Antrian penonton mulai terbentuk menjelang sore, dan suasana di sekitar penuh ekspektasi.
Duduk di dalam teater, lampu perlahan meredup, musisi mulai bermain, dan tirai terangkat. Di momen itu, kamu akan ingat bahwa hiburan bukan hal baru di London. Kota ini sudah ratusan tahun terbiasa menjadi panggung.
Musik Live di Pub dan Klub Kecil
Di luar teater besar, London juga punya banyak pub dan klub kecil yang menghadirkan musik live. Dari jazz di ruang sempit penuh asap, hingga band indie yang tampil di panggung kecil di sudut kota.
Sebagai penjelajah kota, kamu bisa memilih untuk berpakaian rapi dan menonton musikal terkenal, atau memakai sepatu nyaman dan masuk ke pub yang kamu temukan secara acak. Keduanya memberi pengalaman yang berbeda, tetapi sama sama menunjukkan sisi hiburan London.
“Ada malam malam di London ketika aku duduk di kursi teater megah, dan ada malam ketika aku berdiri di dekat panggung kecil di pub. Keduanya sama sama membuatku merasa bagian dari kota ini, meski hanya untuk semalam.”
Ruang Hijau di Tengah Hingar Bingar Kota
Di antara gedung, jalan rame, dan lalu lintas bawah tanah, London menyimpan banyak taman yang luas dan mudah diakses.
Hyde Park, Nafas Lega di Tengah Kota
Hyde Park adalah salah satu taman kota paling terkenal. Di sini, warga berlari pagi, berjalan dengan anjing, atau sekadar duduk di bangku sambil membaca buku.
Danau di tengah taman menjadi tempat bebek dan angsa berenang, sementara perahu kecil bisa disewa di musim tertentu.
Berjalan di Hyde Park membuatmu lupa sejenak bahwa hanya beberapa kilometer dari situ, gedung gedung perkantoran sibuk dengan ritmenya sendiri.
Taman Lain yang Tidak Kalah Menarik
Selain Hyde Park, ada juga Regent’s Park, St James’s Park, dan banyak ruang hijau lain. Masing masing punya karakter, dari taman dengan nuansa kerajaan, taman dengan kebun bunga, hingga ruang terbuka yang sering dipakai untuk konser musim panas.
Ruang hijau ini memberi kesempatan untuk menarik napas panjang di tengah padatnya itinerary kota besar.
Estimasi Biaya Wisata Sehari di London
London terkenal sebagai kota yang tidak murah. Namun, dengan perencanaan yang cermat, kamu tetap bisa menikmati banyak hal tanpa harus selalu merogoh kocek terlalu dalam.
Gambaran Biaya Harian Wisatawan Budget Menengah
Perkiraan berikut menggunakan gaya perjalanan menengah, menggabungkan penghematan dan sedikit kenyamanan. Nilai ini dalam rupiah dan dapat berubah mengikuti kurs.
| Kebutuhan | Estimasi Biaya (Rp) | Keterangan |
|---|---|---|
| Penginapan budget per malam | 700.000 hingga 1.500.000 | Hostel bagus atau hotel bintang tiga di area non premium |
| Makan tiga kali sehari | 400.000 hingga 700.000 | Campuran supermarket, kafe, dan makan cepat saji |
| Transport lokal (Oyster Card) | 200.000 hingga 350.000 | Tube dan bus dalam zona pusat |
| Tiket atraksi berbayar | 300.000 hingga 800.000 | Misalnya London Eye atau Tower of London |
| Ngopi, camilan, dan pub kecil | 150.000 hingga 300.000 | Satu dua kali berhenti |
| Suvenir dan dana tak terduga | 150.000 hingga 400.000 | Magnet, kartu pos, atau merchandise kecil |
Dengan skema ini, satu hari di London bisa menghabiskan sekitar 1.900.000 hingga 4.050.000 rupiah per orang, belum termasuk tiket pesawat internasional.
Cara Menekan Biaya tanpa Kehilangan Pengalaman
Untuk menghemat, kamu bisa memanfaatkan banyaknya atraksi gratis seperti museum dan galeri, membawa botol minum isi ulang, dan memilih penginapan di luar zona paling mahal.
Makan siang bisa dibeli di supermarket dalam bentuk meal deal, lalu dinikmati di taman. Transportasi bisa dioptimalkan dengan berjalan kaki di area yang sebenarnya berdekatan, seperti antara Trafalgar Square, Westminster, dan South Bank.
“London memang tidak murah, tetapi bukan berarti tidak bisa dinikmati. Kunci utamanya adalah tahu kapan harus mengeluarkan uang, dan kapan cukup berhenti dan melihat sekeliling.”
Tips Praktis Menjelajah London sebagai Travel Vlogger
Waktu Terbaik untuk Datang
Musim semi dan awal musim gugur sering menjadi waktu favorit. Cuaca relatif bersahabat, taman taman penuh warna, dan jumlah wisatawan belum sepadat puncak musim panas.
Musim dingin membawa suasana berbeda, dengan lampu Natal, pasar musiman, dan udara dingin yang menggigit. Namun, siapkan pakaian yang cukup hangat jika memilih datang di akhir tahun.
Navigasi dan Ritme Kota
Transportasi umum di London sangat membantu, tetapi bisa terasa membingungkan di awal. Gunakan peta digital dan tanda tanda di stasiun. Biasakan berdiri di sisi kanan eskalator, karena sisi kiri digunakan untuk orang yang terburu buru.
Berikan waktu ekstra untuk berpindah dari satu titik ke titik lain. Kota ini besar, dan kadang perjalanan yang tampak dekat di peta memakan waktu lebih lama karena perpindahan jalur.
Sikap dan Etika Sederhana
London adalah kota multikultural. Kamu akan bertemu orang dari berbagai negara dan latar belakang. Jaga sopan santun, antre dengan tertib, dan hormati ruang pribadi.
Jika membuat konten, perhatikan aturan di dalam gedung, museum, dan teater. Tidak semua tempat memperbolehkan perekaman.
London dalam Kenangan Perjalanan
Pada akhirnya, apa yang tertinggal dari London tidak hanya foto Big Ben atau Tower Bridge di kamera. Yang tertinggal adalah momen momen kecil di antara ikon ikon besar itu.
Percakapan singkat dengan penjaga museum, tawa yang pecah di dalam teater ketika adegan lucu muncul, rasa hangat teh di tangan saat kamu berdiri di jembatan memandang sungai, dan langkah langkah yang kamu hitung sendiri di trotoar kota yang selalu bergerak.
Sebagai travel vlogger, London selalu terasa seperti kota yang tidak akan habis meski sudah beberapa kali dikunjungi. Setiap datang, ada sudut baru, cerita baru, dan cara baru untuk jatuh hati.
Jika suatu hari kamu ingin merasakan kombinasi sejarah panjang, budaya yang kaya, dan hiburan yang hampir tidak ada habisnya, London adalah kota yang pantas kamu datangi. Bawa sepatu yang nyaman, kartu transport yang terisi, dan hati yang siap terbuka. Biarkan kota ini menyambutmu dengan segala lapisan waktunya, dari menara tua hingga mural baru di dinding gang kecil.
