PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) adalah salah satu perusahaan energi terkemuka di Indonesia, yang berfokus pada pertambangan batu bara dan energi terintegrasi. Saham ADRO menjadi sorotan para investor karena kinerja keuangannya yang solid dan berbagai aksi korporasi strategis yang dilakukan. Artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang profil perusahaan, kinerja saham, aksi korporasi terbaru, dan prospek ke depan.
Profil Perusahaan
Didirikan pada tahun 2004, Adaro Energy Indonesia telah berkembang menjadi salah satu produsen batu bara terbesar di Indonesia. Perusahaan ini memiliki operasi yang terintegrasi, mulai dari penambangan, pengangkutan, hingga pemasaran batu bara. Selain itu, Adaro juga merambah ke sektor energi terbarukan dan infrastruktur untuk mendukung diversifikasi bisnisnya.
Kinerja Saham ADRO
Saham ADRO tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode ticker “ADRO”. Sepanjang tahun 2024, saham ADRO menunjukkan volatilitas yang cukup tinggi, dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas global dan dinamika pasar domestik. Pada 21 November 2024, harga saham ADRO ditutup pada Rp3.680 per lembar, mencerminkan peningkatan sebesar 44,31% dibandingkan tahun sebelumnya.
Aksi Korporasi Terbaru
1. Pembagian Dividen Jumbo
Pada November 2024, Adaro Energy mengumumkan rencana pembagian dividen tunai tambahan sebesar Rp41,6 triliun, atau setara dengan Rp1.359 per saham. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 18 November 2024. Sebelumnya, pada Mei 2024, perusahaan telah membagikan dividen final sebesar US$400 juta.
2. Perubahan Nama Perusahaan
Dalam RUPSLB yang sama, pemegang saham menyetujui perubahan nama perusahaan dari “PT Adaro Energy Indonesia Tbk” menjadi “PT Alamtri Resources Indonesia Tbk”. Langkah ini mencerminkan upaya perusahaan untuk memperluas portofolio bisnisnya di luar sektor batu bara dan menuju diversifikasi sumber daya alam lainnya.
3. Spin-Off Unit Bisnis Batu Bara
Adaro Energy juga mengumumkan rencana spin-off unit bisnis batu bara termalnya, PT Adaro Andalan Indonesia (AAI), melalui penawaran umum perdana (IPO). Langkah ini bertujuan untuk mendukung target dekarbonisasi perusahaan dan fokus pada proyek hijau. IPO AAI diharapkan dapat mengumpulkan dana hingga Rp4,59 triliun, dengan valuasi perusahaan mencapai sekitar Rp29,2 triliun.
Analisis Fundamental dan Teknikal
1. Analisis Fundamental
Adaro Energy mencatatkan pendapatan sebesar Rp95,06 triliun dan laba bersih Rp25,49 triliun dalam 12 bulan terakhir. Rasio harga terhadap laba (P/E) perusahaan berada pada level 4,5x, menunjukkan valuasi yang relatif murah dibandingkan dengan industri sejenis. Selain itu, perusahaan memiliki rasio utang terhadap ekuitas sebesar 16,1%, mencerminkan struktur permodalan yang sehat.
2. Analisis Teknikal
Dari perspektif teknikal, indikator moving average dan Relative Strength Index (RSI) menunjukkan sinyal netral hingga bullish untuk saham ADRO. Namun, investor disarankan untuk memperhatikan level support dan resistance kunci serta perkembangan harga komoditas batu bara global yang dapat mempengaruhi pergerakan saham ini.
Masuk masa ex date dividen, ADRO ARB – 28 November 2024
Pada 28 November 2024, saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengalami penurunan signifikan hingga mencapai batas auto reject bawah (ARB) pada awal perdagangan. Penurunan ini terjadi tepat pada tanggal ex-date dividen, yaitu hari pertama di mana investor yang membeli saham tidak lagi berhak menerima dividen yang telah diumumkan sebelumnya.
Latar Belakang Penurunan Saham ADRO
Sebelumnya, ADRO mengumumkan pembagian dividen tunai tambahan sebesar US$2,6 miliar atau sekitar Rp41,6 triliun, yang setara dengan Rp1.359 per saham. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 18 November 2024. Tanggal ex-date dividen ditetapkan pada 28 November 2024, sehingga investor yang membeli saham setelah tanggal tersebut tidak berhak atas dividen yang dibagikan.
Fenomena Penurunan Harga Saham pada Ex-Date
Penurunan harga saham pada tanggal ex-date merupakan fenomena umum di pasar modal. Setelah cum-date (tanggal terakhir untuk mendapatkan hak atas dividen), harga saham biasanya disesuaikan dengan nilai dividen yang dibagikan. Hal ini menyebabkan penurunan harga saham pada ex-date, yang mencerminkan distribusi nilai dividen kepada pemegang saham sebelumnya.
Reaksi Investor Asing
Selain penurunan harga saham pada ex-date, terdapat laporan bahwa investor asing melakukan aksi jual saham ADRO secara signifikan. Dalam sepekan terakhir, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih saham ADRO sebesar Rp450,26 miliar. Aksi jual ini menjadikan ADRO sebagai salah satu saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing selama periode tersebut.
Prospek dan Tantangan ke Depan
Pada 18 November 2024, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang menghasilkan beberapa keputusan penting:
- Pembagian Dividen Tambahan: Pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai tambahan sebesar US$2,6 miliar atau sekitar Rp41,6 triliun. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan dan sebagai upaya memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham.
- Perubahan Nama Perusahaan: Dalam RUPSLB tersebut, disetujui pula perubahan nama perusahaan dari “PT Adaro Energy Indonesia Tbk” menjadi “PT Alamtri Resources Indonesia Tbk”. Perubahan ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk diversifikasi bisnis dan fokus pada sumber daya alam yang lebih luas.
Namun, pasca pengumuman tersebut, saham ADRO mengalami penurunan signifikan. Pada 18 November 2024, saham ADRO ditutup turun 5,61% atau 220 poin ke posisi Rp3.700 per saham. Meskipun demikian, secara year-to-date, saham ADRO telah meningkat sebesar 55,46%.
Selain itu, ADRO juga berencana melakukan spin-off unit bisnis batu bara termalnya, PT Adaro Andalan Indonesia (AAI), melalui penawaran umum perdana (IPO). Langkah ini bertujuan untuk mendukung target dekarbonisasi perusahaan dan fokus pada proyek hijau. IPO AAI diharapkan dapat mengumpulkan dana hingga Rp4,59 triliun, dengan valuasi perusahaan mencapai sekitar Rp29,2 triliun.
Investor disarankan untuk memantau perkembangan terkini terkait aksi korporasi ADRO dan pergerakan harga sahamnya, serta mempertimbangkan faktor-faktor eksternal seperti harga komoditas batu bara dan regulasi pemerintah yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
Investor harus tetap berhati-hati
Saham ADRO menawarkan potensi pertumbuhan yang menarik, didukung oleh fundamental yang kuat dan strategi diversifikasi bisnis yang proaktif. Namun, investor harus tetap berhati-hati dan mempertimbangkan risiko yang ada, termasuk fluktuasi harga komoditas dan perubahan regulasi. Dengan analisis yang cermat dan pemantauan rutin, saham ADRO dapat menjadi pilihan investasi yang menjanjikan dalam portofolio Anda.